Selasa, 07 Desember 2010

kumpulan cerpen

Tentang Cerpen

Cerita pendek. Seberapa pendek ?

Sama seperti flash fiction, belum ada kesepakatan universal mengenai berapa seharusnya jumlah kata dalam sebuah narasi fiktif berkategori cerita pendek (cerpen). Batasan minimalnya disepakati 1.000 kata, tetapi batasan maksimalnya kabur. Ada yang membatasinya sampai 7.500 kata saja. Ada juga yang menoleransi sampai 20.000 kata. Mereka yang membatasi sampai 7.500 kata mengkategorikan cerita yang tersusun oleh 7.500 – 20.000 kata sebagai novelette.
Di Indonesia sendiri cerpen lazim ditemui dikisaran 1.500 – 2.100 kata (6-8 halaman kwarto, spasi ganda), berhubung jumlah kata ini menjadi persyaratan standar sebuah naskah cerpen yang dimuat suratkabar saban hari minggu. Jumlah itu dianggap cukup memenuhi definisi klasik dari cerpen; Cerita pendek harus dapat dibaca dalam waktu sekali duduk (Edgar Allan Poe, 1846). Boleh jadi definisi ini erat kaitannya dengan kebiasaan membaca Koran di WC.
Pendeknya cerita pada cerpen bukan semata untuk memenuhi kebutuhan para penggemar fiksi di era modern, yang cenderung memiliki waktu membaca terbatas (5-10 menit). Cerpen adalah bentuk kerajinan kata-kata yang berdiri sendiri. Seni & pesonanya justru terletak pada jumlah kata yang memang sengaja dibatasi. Dengan meniadakan unsur yang biasanya terkandung pada cerita yang lebih panjang (Novel); Plot kompleks, komplikasi, alur cerita bergelombang, setting yang spesifik, karakter yang banyak, cerpen mampu tampil lebih alamiah, realistis & menggugah. Kelebihan ini dimiliki cerpen karena dia hanya terfokus pada satu tema yang sempit, lansung menyuguhkan pokok persoalan tanpa latar belakang, dan resolusi yang gamblang.
Anda hanya perlu merangkai minimal 1.000 kata untuk menghasilkan sebuah cerpen. Kedalam minimal 1.000 kata itu anda WAJIB menguraikan cerita secara utuh; Awal, Tengah & Akhir, dan memuat elemen cerita secara lengkap; Setting, Plot, Karakter, Konflik & Resolusi. Hhmmm…,Pendek namun bersyarat, membuat pekerjaan menulis cerpen terdengar gampang-gampang susah.
Sebenarnya menulis cerpen itu gampang atau susah ? Jawabnya bisa gampang, bisa juga susah. Bagi mereka yang mencintai pekerjaan menulis, biasanya memilih jawaban ketiga; Menulis cerpen itu menyenangkan !

Bagaimana Cara Menulis Cerpen

  1. Satu cerpen hanya boleh fokus pada satu tema, dimana tema sekaligus merupakan pesan moral yang hendak disampaikan kepada pembaca.
  2. Tema cerita harus fokus, sempit, ketat, terbatas. Hindari godaan untuk memperlebar tema.
  3. Struktur Cerpen : Dimulai dengan memunculkan masalah yang dihadapi karakter, mengetengahkan bagaimana cara karakter mengatasi masalahnya & diakhiri dengan perubahan terhadap karakter sebagai pelajaran/akibat dari permasalahan itu
  4. Tak cukup ruang untuk mendeskripsikan latar tempat. Bila anda menuliskan tindakan seorang tokoh memberi uang tip pada room boy, maka tak perlu lagi menjelaskan kepada pembaca bahwa tempat kejadian itu -pastinya- berlansung disebuah hotel.
  5. Untuk mengefektifkan ruang, maka jenis/bentuk konflik yang terjadi harus jelas dan dapat segera diidentifikasi pembaca sejak paragraf pembuka. Kalimat pertama harus menggugah pembaca untuk bertanya; Apa akhir (perubahan) yang terjadi selanjutnya pada tokoh tersebut ?
  6. Cerpen tidak mengenal plot yang kompleks/rumit. Tapi harus ada satu konflik hebat yang terjadi diantara karakter (baik internal maupun eksternal)
  7. Karakter harus memiliki satu konflik internal (versus dirinya sendiri) dan satu konflik eksternal (versus karakter lain, masyarakat atau dengan alam). Seluruh cerita bermuara pada konflik itu.
  8. Puncak cerita adalah saat krisis pada konflik, dimana tokoh utamanya membuat keputusan yang menuju kearah penyelesaian konflik.
  9. Akhir cerita adalah saat tokoh belajar dari –berubah akibat- krisis konflik tersebut.
  10. Cukup hadirkan 2 atau maksimal 3 karakter. Berfokuslah pada 1 karakter saja untuk ditonjolkan, dengan catatan hindari menceritakan latar belakang (backstory) karakter bersangkutan.
  11. Karakter ditunjukkan (show), tidak dikatakan (don’t tell) lewat daftar ciri-ciri fisik atau sifatnya. Bukan berarti melukiskannya secara rinci. Contohnya, karakter yang memakai tanda seru setiap akhir dialog akan teridentifiksi dengan sendirinya oleh pembaca sebagai karakter pemarah, arogan, egois.
  12. Sedapat mungkin hindari kata sifat dan kata keterangan. Utamakanlah pemakaian kata kerja aktif, bukan kata kerja pasif.
Silahkan anda mempraktekkan prinsip-prinsip diatas, dan mulailah merintis karir penulisan anda lewat cerpen. Anda mungkin mengenal nama-nama penulis kelas dunia yang telah menuai janji kalimah suci Scripta Manent Verba Volant, semisal Ernest Hemingway, Anton Chekhov, Edgar Allan Poe, F. Scott Fitzgerald, William Faulkner, James Joyce atau Franz Kafka.? Yah, mereka semua adalah penulis cerpen !
Tentang Cerpen copyright@ 2010 by Rusdianto
“ Tak ada jaminan dua orang memakai teknik yang sama akan membuahkan hasil yang sama “               by masnunatul umamah_21

Tidak ada komentar:

Posting Komentar